Rabu, 24 November 2010

JURNAL BELAJAR

RABU, 20 OKTOBER 2010


 

Nama : Rusdin, S.Pd

NIP : 198012012006041013


 

  1. RESUME MATERI


 

Materi awal pelatihan bagi guru pemandu KKG dan MGMP di kota Ambon di hari yang kedua ini adalah di isi dengan contoh case studi yang disampaikan oleh Pak keliola selanjutnya dilanjutkan oleh Dra. Hj. As Banawi berisi masukan-masukan berkaitan dengan saran dan masukan terhadap pelaksanaan case study tersebut diantaranya menyangkut Bagaimana menyelesaikan masalah-masalah yang sering terjadi di kelas. Diakhir diskusi dapat diitarik kesimpulan bahwa karakteristik anak yang kompleks sehingga perlu penangana dengan cara kompleks pula, selanjutnya pemaparan materi case study diantaranya Case study atau studi kasus adalah rangkuman pengalaman pembelajaran (pengalaman mengajar) yang ditulis oleh seorang guru/dosen dalam praktik pembelajaran mereka di kelas. Pengalaman tersebut memberikan contoh nyata tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh guru pada saat mereka melaksanakan pembelajaran. Gunanya adalah melalui pengkajian case study dalam pembelajaran dengan segala komponennya, para guru dapat melakukan evaluasi diri (self evalution), dapat memperbaiki dan sekaligus dapat meningkatkan praktik pembelajaran mereka di kelas. Bagi para calon guru, kajian terhadap case study akan dapat membuka wawasan mereka terhadap pembelajaran dan menanamkan konsep bagaimana seharusnya pembelajaran itu berlangsung.

Materi ini memberikan kesempatan untuk mendalami dan memantapkan penguasaan materi case study yang sebentar nanti kita akan sampaikan pada KKG ataupun MGMP. Pengalaman belajar selama mengikuti materi ini:

  1. Case study ditulis dalam bentuk cerita naratif yang sangat rinci dan sangat erat kaitannya dengan pengalaman yang Anda alami.
  2. Case study tersebut sedapat-dapatnya harus ringkas. Maksismum dua halaman ketikan. Namun, jika pengalaman yang akan diungkap dalam case study tergolong cukup esensial sebagai pengalaman bagi orang lain, case study dapat juga ditulis melebihi dua halaman ketikan.
  3. Case study harus memuat unsur kemanusiaan: kemauan yang Anda miliki, tindakan dan kesalahan Anda yang mengecewakan dan rasa kesenangan atau kekecewaan pada saat selesainya pembahasan.
  4. Case study harus memiliki judul yang dapat mewakili keseluruhan isi pengalaman pembelajaran yang dituliskan.

    Pengalaman yang dituangkan dalam case study adalah ungkapan kejujuran. Artinya, cerita dalam case study adalah cerita kejujuran.

Case study tentang pembelajaran dapat digunakan untuk membantu, baik guru maupun mahasiswa calon guru dalam memahami hakikat pembelajaran. Studi kasus seperti ini menjadi catatan penting dalam pelaksanaan pembelajaran secara nyata. Case study ditulis dalam bentuk narasi dan berisi pengalaman pembelajaran yang paling berkesan yang Anda ingat karena kesuksesannya, kesulitan, atau pengalaman yang penuh problematika.

    Ada beberapa hal yang belum di ketahui yakni format baku untuk menyusun case study dan bagaimana cara yang lebih efektif agar guru-guru pada KKG maupun MGMP itu tidak bosan dengan materi.

KAJIAN KRITIS

(ARTIKEL ILMIAH)


 


 


 

  1. Judul Artikel:

Etos Kerja Guru


 

Hasil Kajian Kritis terhadap Artikel Ilmiah:


 

  1. Alur Pikir Penulis:

    Penulis kurang fokus terhadap etos kerja guru,


     

  2. Koherensi, Kohesi, dan Kutipan
    1. Pada kalimat pertama dan kedua tidak terdapat koherensi antar kalimat yang tepat, seharusnya penulis sebelum masuk ke kalimat kedua harus ada ada penjelasan tentang pengetahuan dan teknologi terlebih dahulu diantaranya ada arus informasi dan arus komunikasi baru masuk ke arus informasi
    2. Pada baris kedua penulis tidak mencantumkan sumber, sehingga dalam hal ini kurang adanya kejujuran bahwa paragraf tersebut merupakan kutipan dari sumber tertentu.
    3. Dalam artikel ini tidak di cantumkan nama penulis artikel


     

  3. Pendirian Penulis


     

    Pendirian penulis dalam artikel tersebut hanya mengacu pada keterampilan berbicara, belum ada contoh-contoh kemajuan ilmu pengetahuan apa saja yang membuat dunia akan semakin sempit.


     

  4. Ketepatan Pendirian sesuai Kutipan, Rasionalisasi, Ketepatgunaan dalam Mendukung Teori/Gagasan


     

    Penulis dalam menuliskan artikel ini hanya berisi pendapat tanpa di dukung oleh sumber referensi


     

  5. Penggunaan Bahasa


 

Ejaan dan Tanda Baca


 

Penggunaan tanda baca pada kalimat kedua kurang tepat, seharusnya terdapat tanda baca koma (,) setelah kata deras.


 


 


 


 

  • Dari kutipan tersebut dapat ditarik suatu simpulan bahwa: penulis dalam mengungkapkan judul tidak terlalu focus dan cendrung berbelit-belit.
  • Pendirian penulis dalam artikel tersebut hanya mengacu pada keterampilan berbicara, belum ada contoh-contoh kemajuan ilmu pengetahuan apa saja yang membuat dunia akan semakin sempit, sebaiknya penulis menguraikan contoh-contoh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat duniasemakin sempit
  • Pada kalimat pertama dan kedua tidak terdapat koherensi antar kalimat yang tepat, seharusnya penulis sebelum masuk ke kalimat kedua harus ada ada penjelasan tentang pengetahuan dan teknologi terlebih dahulu diantaranya ada arus informasi dan arus komunikasi baru masuk ke arus informasi
  • Dalam membuat sebuah tulisan penulis harus mencantumkan sumber
  • Dalam artikel ini harus di cantumkan nama penulis serta jabatan penulis ketika menulis artikel tersebut
  • Penggunaan tanda baca pada kalimat kedua kurang tepat, seharusnya terdapat tanda baca koma (,) setelah kata deras.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 



 

Selasa, 19 Oktober 2010

Case Study:

Saya Ingin Berbuat Yang Tebaik untuk Siswa Saya

Oleh:


 

Rusdin, S.Pd


 


 

    Mengajar bagi saya adalah pekerjaan yang sangat menyenangkan sehingga saya sangat antusias untuk mengajar siswa saya, sehingga banyak sekali inovasi-inovasi pembelajaran yang ingin saya gunakan agar siswa saya dapat memahami tentang apa yang saya ajarkan diantaranya dengan menggunakan media power point, macromedia flash, buku sekolah elektronik dan tak lupa pula sound system serta infocus. Sayabingin pembelajaran hari ini lain dari yang biasanya.

    Selasa, 07 September 2010, pukul 13.00 saya melaksanakan pembelajaran di kelas VIII. 10 SMP Negeri 2 Ambon. Sesuai dengan isi silabus semester 3, saya mengajar Matematika dengan Standar Kompetensi: Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan garis lurus, dan Kompetensi Dasar: Melakukan operasi aljabar. Dua hari sebelum pembelajaran berlangsung, saya menyiapkan seluruh hal-hal yang akan perlu dipersiapkan selain RPP

    Awal saya berdiri di depan kelas, saya melihat wajah anak-anak yang senang sekali, dalam hati kecil saya mengatakan mereka senang karena hal ini tampak berbeda dari hari biasanya karena ruangan yang dipakai untuk belajar matematika berbeda dari hari biasanya, maklum saya gunakan laboratorium computer untuk pembelajaran matematika. Seperti biasa saya menyambut mereka "Anak-anak kita bertemu kembali dalam pelajaran matematik." "Hari ini kita melanjutkan topik yang sudah pernah kita singgung pada pertemuan sebelumnya."

Selanjutnya saya memulai membawakan materi dengan menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran yang akan di capai. Tujuan yang akan dicapai disini adalah
Menyelesaikan operasi tambah, kurang apada bentuk aljabar, selanjutnya saya memulai dengan membawakan materi dengan menggunakan flash dimulai dengan membahas konsep operasi hitung bilangan bentuk aljabar, setelah itu saya menampilkan contoh-contoh soal penyelesaian dengan menggunakan buku sekolah elektronik, saya menyaksikan anak-anak sangat antusias menyaksikan pelajaran hari ini ketimbang hari-hari yang biasanya, selanjutnya
Pembelajaran berlanjut dengan mengelompokkan anak-anak pada kelompok-kelompok yang sudah ada. Selanjutnya anak-anak mengerjakan LKS,anak-anak berdiskusi dalam kelompoknya untuk memecahkan masalah-masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKS. Sambil saya berkeliing saya memberikan penjelasan seperlunya ketika beberapa anak yang masih belum paham dengan materi pada LKS. Hal ini menjadi tanda tanya besar, kenapa siswa yang tadinya intens memperhatikan tayangan LCD tapi setelah diadakan diskusi kelompok untuk membahas masalah banyak siswa yang belum paham dan terlihat agak malas-malasan. Setelah waktu yang ditentukan, selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Proses diskusipun berjalan dengan monoton, hasil diskusi hanya dibacakan saja tanpa dirspon oleh kelompok lain, Selanjutnya pelajaran hari itu ditutup dengan sebuah kesimpulan yang dibuat bersama semua kelompok.
Meskipun saya merasa tujuan pembelajaran atau target pembelajaran siang itu 95 % tercapai, masih ada ganjalan di benak saya ketika pembelajaran berakhir. Ganjalan itu antara lain adalah (1) bagaimanakah seharusnya kita mengajar? (2) Apakah semua anak menikmati pembelajaran ini? (3) Apakah pelajaran ini dapat dimengerti oleh anak-anak saya bahasa sapaan saya dalam bentuk anak-anak akan membekas dalam jiwa mereka sebagai bentuk sapaan yang penuh kebapakan? (4) Apakah pembelajaran saya tentang operasi hitung bentuk aljabar dapat di pahami oleh anak-anak? saya mengakhiri pembelajaran hari itu dengan sebuah senyum.

Minggu, 01 Agustus 2010

Sail Banda 2010

Selamat dan sukses sail banda 2010

Kata itulah yang patut kita ucapkan dalam rangka mendukung dan mensukseskan sail banda

Rabu, 28 Juli 2010

BIODATA

CURRICULUM VITAE

Nama    :    Rusdin, S.Pd

NIP    : 19801201 200604 1 013

Tempat, tanggal lahir    :    Ambon, 01 Desember 1980

Jenis kelamin    :    Laki-laki

Alamat    :    Jl. Asrama Haji No.20

        RT. 024 RW. 09 Waiheru

        Ambon,

No. HP    :     +62813 43245121

Email    :    rusdin09@gmail.co.id


 

Pendidikan Formal

2000 - 2005    :    Universitas Haluoleo, Kendari.

        Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Matematika

1995 - 1998    :    SMU Negeri 7, Ambon. Jurusan IPA

1992 - 1995    :    SLTP Negeri 6, Ambon

1986 - 1992    :    SD Negeri 2 Hative Kecil, Ambon


 

Pendidikan dan Pelatihan

2010    :    Pelatihan Provincial Core Team (P4TK Matematika), Solo.

2009    :    Pelatihan Pembelajaran Matematika Berbasis ICT. Dinas Pendidikan Provinsi Maluku, Ambon.

2009    :    Pelatihan Pemanfaatan Server Jardiknas, Pusat teknologi dan Komunikasi Pendidikan, Jakarta.


 

Pengalaman Mengajar

2006 -Sekarang    :    Guru SMP Negeri 2 Ambon

2005 -2006    :    Guru SMK Muhammadiyah Ambon.


 

Pengalaman Pekerjaan

2010    :    TIM PCT MGMP Matematika bermutu

2010    :    Guru Pemandu MGMP Matematika bermutu

2010    :     Tim Instruktur Matematika Provinsi Maluku

2010    :    Kepala Lab. Komputer SMP Negeri 2 Ambon

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

  1. Pendahuluan


 

  1. Latar Belakang Masalah


 

Standar Nasional Pendidikan yang dituangkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 mencakup 8 (delapan) standar, yakni (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, serta (8) standar penilaian pendidikan. Peraturan Pemerintah tersebut juga memuat pembelajaran harus dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pembelajaran juga harus memberi keteladanan.
Uraian di atas menyiratkan bahwa paradigma pembelajaran yang selama ini dilakukan dapat divariasi. Pembelajaran diupayakan menerapkan inovasi. Inovasi terjadi pada tataran implementasi, yaitu menerapkan pembelajaran inovatif. Dengan perkataan lain inovasi sangat berkait dengan perubahan tingkah laku guru. Terdapat beberapa alasan, mengapa harus mengubah paradigma pembelajaran, yakni: (1) Jumlah informasi yang sedemikian banyak di satu sisi, sementara di sisi lain terbatasnya jumlah waktu yang tersedia, tidaklah mungkin bagi guru untuk memberikan semua informasi dalam bentuk jadi kepada peserta didik. Diperlukan suatu keterampilan tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk mengarahkan dirinya dalam rangka belajar sepanjang hayat. (2) Tidak semua aspek pengetahuan dapat diajarkan dengan cara yang sama apalagi hanya dengan satu cara. Diperlukan variasi cara dan strategi sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang diajarkan. (3) Orientasi pada penguasaan target materi telah berhasil dalam kompetensi mengingat jangka pendek, tapi gagal dalam membekali peserta didik memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. (4) Hasil penelitian yang dilakukan dalam 25 tahun terakhir tentang otak manusia menunjukkan bahwa drill hanya mengembangkan satu bagian otak manusia yang disebut dengan batang otak (otak manusia terdiri dari batang otak, sistem limbik dan neokorteks/otak berpikir). Batang otak atau sering disebut dengan otak reptil berfungsi sebagai motor sensorik, bertanggungjawab mengkoordinasikan aktivitas yang menyangkut kelangsungan hidup: melawan atau lari. Sementara neokorteks berfungsi untuk berpikir, bernalar, berperilaku baik, kemampuan berbahasa, dan kecerdasan yang lebih tinggi belum difungsikan secara maksimal. (5) Pembelajaran suatu bidang ilmu lebih baik dilakukan dengan cara sebagaimana ilmu itu ditemukan oleh para ahli. Hal ini mengisyaratkan adanya integrasi antara keterampilan kerja ilmiah dengan penguasaan konsep. (6) KBM seharusnya terfokus pada learning, berangkat dari masalah nyata, dan menumbuhkembangkan kemampuan menggunakan keterampilan proses. (7) Strategi lebih penting dari pada hanya sekedar hasil (baca produk saja).

Matematika dianggap sangat penting bagi kehidupan manusia. Matematika memiliki keterkaitan dan menjadi pendukung berbagai bidang ilmu serta berbagai aspek kehidupan manusia. Tetapi di sisi lain, matematika juga dianggap sebagai mata pelajaran yang cukup sulit bagi siswa, bahkan cukup menakutkan bagi beberapa siswa di SMK Muhammadiyah Ambon. Hal ini terlihat pada saat pembelajaran berlangsung hampir 60% diantara para siswa memiliki hasil belajar matematika operasi bilangan real masih rendah, data yang lain dapat dilihat dari hasil wawancara beberapa siswa.

Kondisi di kelas juga diperparah dengan pengelolaan guru dalam proses pembelajaran diantaranya masih kuatnya dominasi guru dalam proses pembelajaran, guru secara aktif menjelaskan materi, memberikan contoh dan latihan, sementara siswa bekerja secara prosedural dan memahami matematika tanpa penalaran, disamping itu guru dalam pembelajarannya masih indoktrinasi yaitu mendudukkan dirinya sebagai maha tahu, maha benar, dan dalam proses pembelajarannya guru belum mengembangkan kemampuan belajar siswa dalam berfikir kritis, logis dan kreatif.

Pada kurikulum 2004 tentang Ringkasan Kegiatan Belajar Mengajar disebutkan bahwa: belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Pada buku itu juga disebutkan pula prinsip-prinsip Kegiatan Belajar Mengajar diantaranya adalah Berpusat pada siswa, Belajar dengan Melakukan serta Mengembangkan Kemampuan Sosial. Dengan memperhatikan 3 prinsip Kegiatan Belajar Mengajar yang dikemukakan pada Kurikulum 2004 terlihat bahwa prinsip-prinsip tersebut mengacu pandangan Konstruktivis yaitu penciptaan kondisi yang memungkinkan siswa untuk mengkonstruksikan pengertian sendiri terhadap suatu konsep sehingga lebih menarik dan bermanfaat bagi siswa, bila dibandingkan dengan jika pengertian tersebut diperoleh secara langsung dari guru, sehingga pembelajaran sering disebut pembelajaran berpusat pada siswa. Salah satu bentuk pembelajaran yang berorientasi kepada pendekatan konstruktivis adalah model pembelajaran kooperatif.

Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran kooperatif tipe Team Assistead Individualization (TAI), Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.

  1. Rumusan Masalah


     

    Apakah penerapan Model pembelajaran kooperatif pada pelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X di SMK Muhammadiyah Ambon?

  2. Tujuan penelitian


     

    F
    Meningkatkan hasil belajar siswa


     

  3. Manfaat Penelitian


 

F
Meningkatkan prestasi belajar siswa

F Meningkatkan kemampuan guru mengajar di kelas

F Meningkatkan mutu dan kualitas sekolah


 


 

  1. Landasan Teori


     

    1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assistead Individualization ( TAI)


       

      Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Langkah-langkah pmbelajaran kooperatif tipe TAI sebagai berikut.

      1. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
      2. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.
      3. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras,budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.
      4. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
      5. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
      6. Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.

        Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai


         

    2. Pembelajaran Matematika

      Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika pemecahan masalah, merupakan fokus kegiatan (Diknas,2004:78). Sedangkan definisi pembelajaran adalah sebagai upaya untuk membelajarkan siswa (Degeng, 1997:7). Dengan pengertian di atas bahwa pembelajaran dapat diartikan sebagai, suatu kegiatan yang mermberikan fasilitas belajar yang baik sehingga terjadi proses belajar (Harmini,2005:3). Sehingga strategi pembelajaran merupakan kegiatan yang dipilih oleh guru dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan fasilitas belajar sehingga memperlancar tujuan belajar matematika (Hudoyo dalam Harmini, 2004:9).

      Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan kegiatan yang dipilih guru dalam suatu proses pembelajaran yang meliputi: (1) Kemana proses pembelajaran matematika? (2) Apa yang menjadi isi dari proses pembelajaran matematika? (3) Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran matematika? (4) Sejauh mana proses pembelajaran matematika tersebut berhasil?

      Keempat aspek tersebut membentuk terjadinya proses pembelajaran. Adanya interaksi siswa dengan guru dibangun atas dasar keempat unsur di atas. Pengetahuan tentang matematika mencakup pengetahuan konseptual dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan konseptual mengacu pada pemahaman konsep, sedangkan pengetahuan prosedural mengacu pada keterampilan melakukan sesuatu prosedur pengajaran.

      Dua hal penting yang merupakan, bagian dari tujuan pembelajaran matematika adalah pembentukan sifat dengan berpikir kritis dan kreatif (Karso, 2005:2-17) untuk mengembangkan dua hal tersebut haruslah dapat mengembangkan imajinasi anak dan rasa ingin tahu. Dua hal tersebut harus dikembangkan dan ditumbuhkan, siswa diberi kesempatan berpendapat, bertanya, sehingga proses pembelajaran matematika lebih bermakna.

      Dalam pembelajaran ini guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi, pendekatan, Model, dan teknik yang melibatkan keaktifan siswa, baik secara mental maupun fisiknya. Disamping itu optimalisasi interaksi dan optimalisasi seluruh indera siswa harus terlibat. Penekanan pembelajaran matematika tidak hanya pada melatih keterampilan dan hafal fakta, tetapi pada pemahaman konsep,

      Dengan demikian, guru pada merencanakan dan melaksanakan pembelajaran matematika dengan mengupayakan suasana kelas yang menantang, menyenangkan. Hal ini memungkinkan situasi lebih kreatif dan aktif.


 

  1. Penilaian Hasil Belajar Matematika

    Dalam kurikulum SMK edisi 2004 dan KTSP dijelaskan Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan. Proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru melalui sejumlah bukti untuk membuat keputusan tentang pencapaian hasil belajar/kompetensi siswa.

    Kerangka dasar penilaian hasil belajar (Kurikulum 2004/KTSP) adalah :

  • Competency Based Assessment (Penilaian Berbasis Kompetensi)
    • Criterion Reference (Acuan Patokan/Standar)
    • Individualized (Tidak Rata-rata)
    • Go or No Go (Kompeten/Belum Kompeten)
    • (Pengakuan hasil belajar awal (recognition of prior learning – RPL) dan Pengakuan Kompetensi yang telah Dikuasai (recognition of current competency – RCC).
    • Portfolio
    • Continuous (Berkelanjutan)
  • Accountable (QA/QC)
    • Internal Verification
    • External Verification

Pengertian Penilaian Berbasis Kompetensi (Competency-based Assessment)

  • Penilaian adalah penentuan nilai hasil pengukuran dibandingkan dengan acuan atau standar tertentu.
  • Pengukuran adalah proses kuantifikasi atau pengumpulan bukti-bukti suatu gejala atau obyek menurut aturan tertentu, dengan cara tes maupun nontes.
  • Penilaian hasil belajar berbasis kompetensi merupakan proses penentuan untuk memastikan peserta didik apakah sudah kompeten atau belum. Dilakukan dengan cara membandingkan bukti-bukti hasil belajar (learning evidence) yang diperoleh dengan kriteria kinerja (performance criteria) yang ditetapkan pada standar kompetensi. (Kurikulum 2004/KTSP)

Bukti hasil belajar dikumpulkan sebagai bagian dari langkah pengukuran baik melalui tes maupun cara lain (penugasan, wawancara, perekaman proses dan hasil kegiatan) yang dapat membuktikan seseorang telah kompeten, berasal dari berbagai sumber dan dalam bentuk yang bervariasi.

  • Bukti langsung; bukti-bukti yang dikumpulkan berdasarkan pengamatan penilai.
  • Bukti tidak langsung; bukti-bukti yang diperoleh dari pihak ketiga, seperti guru, pembimbing, orang tua, teman sekelas dll.
  • Bukti tambahan; bukti-bukti yang diperoleh selain dari kedua sumber di atas, seperti kertas kerja, laporan, produk benda kerja, rekaman video dsb. (Kurikulum 2004/KTSP)

Hasil belajar merupakan efek dari proses belajar yang terjadi. Karena itu hasil belajar akan tercapai dengan baik jika proses belajarnya juga baik. Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Dimyati (1999;3) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

Sementara itu Ahmadi (1984:35) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha, dalam hal ini usaha hasil belajar berupa perwujudan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat pada nilai setiap mengikuti tes.


 

  1. Kerangka Berfikir



     


     


     


     

  2. Hipotesis Tindakan


     

    Menggunakan Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas X SMK Muhammadiyah Ambon.


     


     

  1. Model Penelitian


     

    1. SMK Muhammadiyah Ambon


       

    1. Siswa kelas X SMK Muhammadiyah ambon tahun pelajaran 2010/2011


       

    2. Data yang akan diolah dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran berupa catatan observer yang dituliskan dalam instrument dan hasil penilaian pre tes dan post tes pada setiap siklus penelitian.


       


    3.  

      Data yang diperlukan untuk menjawab tujuan pertama dari penelitian ini, yaitu pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar matematika, dijaring menggunakan instrumen pengamatan. Sedangkan data untuk mengukur hasil belajar dijaring melalui dokumen hasil pre tes dan post tes.


 


 


  1.  

No.

Rencana Kegiatan

Juli

Agustus

September

Biaya

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

Studi Pustaka

            

1,0 Juta

2

Pengumpulan Data

            

0,5 Juta

3

Penggandaan proposal

            

1,0 juta

4

Analisis Data

            

1,0 juta

5

Penyusunan Laporan

            

1,0 juta

6

Seminar

             

7

Penyempurnaan Laporan

            

0,5 juta

8

Penyerahan Laporan

             

Jumlah

5 juta


 


 


  1.  

    Adapun personil dalam penelitian ini melibatkan teman sejawat guru SMK Muhammadiyah Ambon diantaranya :

    1. Ir. M. Sangadji

    2.  


  2.  

    Arikunto, Suharsimi. 1996. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara.

    Gaspersz, Vincent. 1997. Manajemen Kualitas Penerapan Konsep-Konsep Kualitas Dalam Manajemen Bisnis Total. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

    Robbins, Stephen P. Alih bahasa, Udaya Jusuf 1994. Teori Organisasi. Jakarta : Arcan.

    Sianipar. 1999. Perencanaan Peningkatan Kinerja. Republik Indonesia : Lemnbaga Administrasi Negara.

    Sudjana. 1991. Teori-teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga Penerbit : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

    Sugiyono. 1999. Model Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alpabeta.

    Arikunto, S dkk., 2006. Penelitian Tindakan Kelas , Bumi Aksara ,Jakarta.

    Engkoswara, 1984, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran, PT. Bina Aksara, Jakarta.

    Hamalik, O. 2005, Kurikulum dan Pembelajaran, Bina Aksara, Jakarta.

    Mutakin,Anwar dan Y. Yuhana, 2005, Pembelajaran Kooperatif

    Sabri, A. 2005, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Quantum Teaching, Jakarta.

Rabu, 16 Juni 2010

Soal Tes Akhir Semester


 


 


 


 


 


 

                Mata Pelajaran        : Matematika

                Kelas / Semester    : VIII / 2

                Hari, Tanggal        : ………………..

                Waktu            : ……………..WIT (120 menit)


 

Petunjuk umum:

  1. Tulislah nama dan nomor ulangan pada lembar jawaban yang telah disediakan.
  2. Bacalah soal dengan teliti dan dahulukan menjawab soal yang dianggap mudah.
  3. Periksalah kembali pekerjaan sebelum diserahkan kepada pengawas.


 


 

 

  1. Pada gambar dibawah ini disebut apakah daerah yang diarsir …
    1. Jari-jari
    2. Diameter
    3. Juring
    4. Tembereng


       

  2. Garis AB dan OC pada gambar di atas adalah …
    1. Diameter dan jari-jari
    2. Busur dan juring
    3. Tali busur dan jari-jari
    4. Tembereng dan juring
  3. Rumus dari keliling dan luas lingkaran yang benar adalah …

    1.  

    2.  

    3.  

    4.  
  4. Luas sebuah lingkaran 154 cm3, maka keliling lingkaran adalah …
    1. 11 cm        c. 44 cm
    2. 22 cm        d. 88 cm


       

  5. Ibu membeli sebuah melon cukup bulat, oleh ayah melon tersebut dibelah dua sehingga belahannya seperti lingkaran. Jika diameter lingkaran 21 cm, maka keliling belahan melon tersebut adalah …
    1. 12 cm        c. 44 cm
    2. 21 cm        d. 66 cm


       

  6. Lingkaran yang berdiameter 20 cm, dengan π=3,14 maka keliling lingkaran tersebut adalah …
    1. 62,8 cm    c. 68,8 cm
    2. 125,6 cm    d. 82,6 cm
  7. Pernyataan dibawah ini yang tidak benar adalah …
    1. Besar sudut pusat adalah dua kali sudut keliling
    2. Jumlah sudut pusat dan sudut keliling sama dengan 3600
    3. Sudut-sudut keeling yang menghadap busur yang sama besarnya sama
    4. Besar sudut keliling yang menghadap diameter adalah 900
  8. Sudut pusat sebuah busur besarnya α0 dengan jari-jari r cm, maka panjang busur tersebut didapat dari …
    1.     c.
    2.     d.
  9. Luas daerah yang diarsir dari gambar di bawah ini adalah …


    1.  

    2.  

    3.  


     


     

    1. Diketahui dua lingkaran masing-masing berjari-jari 12 cm dan 3 cm. Jika jarak titik pusat kedua lingkaran adalah 15 cm, maka kedudukan lingkaran itu ....
      1. berpotongan
      2. bersinggungan di luar
      3. saling lepas
      4. bersinggungan di dalam
    2. Sebuah roda berjari-jari 35 cm. Jika roda itu menggelinding di papan datar dan panjang lintasannya 88 m, maka roda tersebut berputar sebanyak … .
      1. 35 kali        c. 40 kali
      2. 36 kali        d. 45 kali


 

  1. Permukaan sebuah meja berbentuk lingkaran dengan jari-jari 50 cm. Luas permukaan meja adalah … cm2.
    1. 7.700        c. 7.800
    2. 7.750        d. 7.850


       

  2. Perhatikan gambar di bawah ini!


 


 


 


 


 

    Jika jari-jari lingkaran O adalah 8 cm. Jika panjang PQ 15 cm. maka jarak titik Q ke titik pusat adalah … cm.

  1. 12            c. 20
  2. 17            d. 25


 

  1. Perhatikan gambar berikut!


 


 


 


 

Jika MN = 10 cm, MK = 4 cm dan NL = 2 cm, maka panjang garis singgung persekutuan KL adalah ... cm.

  1. 6            c. 8
  2. 7            d. 9    


 

  1. Jarak dua pusat lingkaran adalah 15 cm, sedangkan panjang garis singgung persekutuan dalamnya 12 cm. Jika panjang jari-jari lingkaran pertama adalah 6 cm, maka perbandingan luas lingkaran besar dan lingkaran kecil adalah ....
    1. 1 : 2            c. 1 : 4
    2. 2 : 1            d. 4 : 1


     


     

  2. Perhatikan gambar berikut!


 


 


 


 

    Jika diketahui panjang MA = 16 cm, NB = 8 cm dan AB = 15 cm, maka panjang MN adalah ... cm.

  1. 17            c. 25
  2. 23            d. 27


 


 

  1. Perhatikan gambar berikut!


 


 


 


 


 

    


 

    Jika diketahui panjang MN = 26 cm, KL = 24 cm dan MK = 14 cm, maka panjang NL adalah ... cm.

  1. 12            c. 8
  2. 10            d. 4


 


 

  1. Panjang jari-jari sebuah lingkaran yang berpusat di O adalah 10 cm. Titik P berada pada jarak 26 cm dari O. Panjang garis singgung lingkaran yang ditarik dari P adalah … .
    1. 12 cm         c. 22 cm
      1. 18 cm        d. 24 cm


     

  2. Jika AP = 18 cm dan BQ = 8 cm, maka panjang PQ = … .


 


 


 

  1. 18 cm        c. 24 cm
  2. 22 cm        d. 26 cm


 

  1. Berikut ini merupakan jaring-jaring kubus, kecuali ... .


 


 


 


 

a.

 

c.

 

b.

 

d.

 


 


 

  1. Pernyataan berikut yang benar tentang kubus, Kecuali ....
    1. Mempunyai 12 diagonal sisi yang sama panjang
    2. Mempunyai 6 buah sisi yang kongruen
    3. Mempunyai 8 buah rusuk yang sama panjang
    4. Mempunyai 8 titik sudut


       

    1. Jumlah luas sisi-sisi kubus yang panjang rusuknya 10 cm adalah ….
      1. 36 cm2    c. 300 cm2
      2. 100 cm2    d. 600 cm2


         

  2. Volum sebuah kubus 729 cm3 . Jumlah panjang rusuk kubus adalah ... .
    1. 100 cm        c. 235 cm
    2. 108 cm        d. 486 cm


 


 

  1. Banyaknya bidang diagonal pada kubus adalah ... buah.
    1. 4            c. 8
    2. 6            d. 12


     

  2. Hanif mempunyai kawat yang panjangnya 4,4 m. Kawat tersebut akan dibuat kerangka kubus yang panjang rusuknya 6 cm. Banyaknya kubus terbanyak yang dapat dibuat adalah ... .
    1. 5 buah        c. 7 buah
    2. 6 buah        d. 8 buah


 

  1. Suatu balok mempunyai panjang 12 cm, lebar 6 cm, dan tinggi 9 cm. jumlah panjang seluruh rusuknya adalah ….
    1. 27 cm    c. 108 cm
    2. 54 cm    d. 162 cm
  2. Perbandingan panjang, lebar dan tinggi balok adalah 5 : 3 : 2 dan panjang seluruh rusuknya adalah 160 cm. Volum balok adalah ... .
    1. 1850 cm3         c. 1900 cm3
    2. 1880 cm3         d. 1920 cm3


 

  1. Sebuah kotak berbentuk balok berukuran panjang = 64 cm, lebar = 40 cm dan tinggi = 24 cm. Ke dalam kotak akan dimasukkan kubus-kubus yang panjang rusuknya 8 cm. Paling banyak kotak dapat memuat kubus sebanyak ... .
    1. 110 buah        c. 120 buah
    2. 115 buah        d. 124 buah


     

  2. Panjang diagonal ruang sebuah kubus 10cm. Luas permukaan dari kubus tersebut adalah ... .
    1. 500 cm2        c. 500 cm2
    2. 600 cm2        d. 600 cm2


 

  1. Panjang, lebar dan tinggi balok berturut-turut 16 cm, 10 cm dan 12 cm. Luas seluruh permukaan balok adalah ... .
  2. 944 cm2        c. 964 cm2
    1. 952 cm2        d. 982 cm2


 


 

  1. Alas sebuah prisma berbentuk segitiga siku-siku, dengan panjang sisi siku-sikunya 6 cm dan 8 cm. Tinggi prisma 10 cm. Volum prisma adalah ... .


 


 


 


 


 


 


 


 


 

  1. 140 cm2        c. 240 cm2
  2. 200 cm2        d. 288 cm2


 

  1. Sebuah limas yang alasnya berbentuk persegi dengan panjang sisi alasnya 15 cm dan tinggi limas tersebut adalah 7 cm. Volum limas tersebut adalah ... cm3.
    1. 105            c. 325
    2. 274            d. 525


     

  2. Banyaknya rusuk prisma segi delapan beraturan adalah ... buah.
    1. 8            c. 18
    2. 16            d. 24


     


     

  3. Sebuah limas alasnya berbentuk persegi panjang berukuran 18 cm x 10 cm dan tinggi limas 12 cm. Luas limas adalah ... .


 


 


 


 


 


 


 


 


 

  1. 550 cm2        c. 560 cm2
  2. 556 cm2        d. 564 cm2


 

  1. Sebuah limas alasnya berbentuk persegi dengan luas 256 cm2 dan tinggi limas 15 cm. Volum limas tersebut adalah ...
    1. 17,6 cm3        c. 3.840 cm2
    2. 1.280cm3        d. 11.520 cm2


     

  2. Sebuah limas persegi dengan panjang sisi alasnya 10 cm dan tinggi limas 12 cm. luas permukaan limas adalah ….
    1. 260 cm2    c. 240 cm2
    2. 360 cm2    d. 340 cm2
  3. Pada jaring-jaring kubus berikut, persegi yang diarsir merupakan alas kubus. Persegi yang menjadi tutupnya adalah nomor ... .


  1. 1            c. 3
  2. 2            d. 4


 


 

  1. Sebuah kolam renang berukuran panjang 50 meter dan lebar 16 meter. Kedalaman air pada ujung yang dangkal 1 meter, terus melandai hingga pada ujung yang dalam 3 meter. Volum air di dalam kolam adalah ... m3.
    1. 800            c. 2.400
    2. 1.600        d. 3.200


 

  1. Perhatikan gambar sebatang cokelat di bawah ini!



     


     


     


     


     

    Luas karton yang dibutuhkan untuk mengemas cokelat tersebut adalah ... cm2.

    1. 332            c. 356
    2. 344            d. 368


     

  2. Perhatikan gambar piramida yang berada di mesir!


Jika luas alas piramida tersebut

3.600 m2 dan volumenya 96.000 m3, maka tinggi piramida tersebut adalah ... m.

  1. 60            c. 240
  2. 80            d. 300


 

Kamis, 10 Juni 2010

Program Bermutu P4TK Matematika

Allhamdulillah
Kegiatan Pelatihan PCT MGMP Bermutu P4TK Matematika Untuk KKG / MGMP Matematika bermutu tahun 2010, yang dilaksanakan pada tanggal 7 - 12 Juni 2010 yang bertempat di The Sunan Hotel Solo.

Senin, 17 Mei 2010

Membuat Belajar Matematika Menyenangkan

Membuat Pelajaran Matematika Menyenangkan

Banyak siswa tidak menyukai pelajaran matematika, merupakan sebuah fakta yang dapat diperbaiki melalui sebuah cara sederhana yang dapat dikerjakan oleh seorang guru ketika merencanakan dan melakukan pembelajaran matematika.

Ketika banyak siswa yang takut terhadap pelajaran matematika, atau terlihat bosan, seorang guru perlu melakukan segala sesuatu yang dapat membuat pelajaran matematika menarik.

Banyak siswa tidak menyukai pelajaran matematika, merupakan sebuah fakta yang dapat diperbaiki melalui sebuah cara sederhana yang dapat dikerjakan oleh seorang guru ketika merencanakan dan melakukan pembelajaran matematika.


Ketika banyak siswa yang takut terhadap pelajaran matematika, atau terlihat bosan, seorang guru perlu melakukan segala sesuatu yang dapat membuat pelajaran matematika menarik. Siswa yang menyukai pelajaran matematika mampu memperoleh hasil yang baik pada standar kompetensi yang telah ditentukan. Oleh karena itu perlu bagi seorang guru untuk melakukan segala sesuatu untuk menolong siswa agar merasa senang dengan pelajaran matematika.

Jika seorang guru tidak menyenangi terhadap suatu subyek (pelajaran), maka para siswanya juga tidak akan menyenangi pembelajarannya. Semakin banyak energi positif yang dimiliki seorang guru terhadap sebuah subyek (pelajaran), akan semakin menyenangkan pembelajarannya. Seorang guru yang tidak menyukai matematika mempunyai tingkat energi yang lebih rendah dibandingkan seorang guru yang menyukai matematika. Semakin banyak energi yang guru masukkan ke dalam perencanaan dan pembelajaran, akan menjadikan pelajaran semakin menyenangkan, sehingga siswa akan lebih antusias dan bergairah.

Ketika membuat perencanaan untuk pelajaran matematika, perlu mewujudkannya dengan kreatif, membentuk pelajaran matematika interaktif yang melibatkan para siswa dalam proses pembelajaran. Jika memungkinkan, rencanakan aktifitas yang akan menjadikan siswa-siswa berdiri dan bergerak di dalam atau di sekitar kelas. Beberapa tips untuk perencanaan (pembelajaran) matematika sebagai berikut:

* Fokuskan pada satu kemampuan matematika guna menjamin kedalaman pembelajarannya
* Antisipasi perlunya menyediakan bantuan tambahan untuk siswa-siswa yang memiliki kesulitan belajar
* Rencanakan kegiatan tambahan untuk menjamin bahwa siswa-siswa berkemampuan maju memperoleh sesuatu yang menarik untuk dilakukan
* Rencanakan permainan-permaian matematika jika memungkinkan
* Rencanakan kerja kelompok yang memberikan kesempatan bagi yang siswa-siswa yang maju membantu siswa-siswa yang lambat belajarnya.

Disadur dari: http://lesson-plan help.suite101.com/article.cfm/how_to_make_math_class_fun

Sabtu, 15 Mei 2010

Matematika bukan film horor..

Matematika..

apa yang ada di kepala anda jika mendengar kata matematika?????

berdasarkan pengalaman saya sewaktu sekolah selama 12tahun,,kebanyakan teman-teman, bahkan termasuk saya, memilih matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang HOROR..



seHOROR itukah matematika???????

kalau itu ditanyakan kepada siswa-siswa, maka mereka akan dengan serentak dan lantang menjawab "IYA"..



Hal ini menunjukkan tidak adanya ketertarikan dengan matematika bahkan cenderung "ketakutan"..

Ketakutan itu timbul karena berbagai alasan,,ada yang mengatakan "matematika itu susah","ribet karena semuanya angka",,"matematika itu bikin bosen karena ngitung mulu",,dan beribu alasan lainnya..



Maka,,inilah yang menjadi tanggung jawab bagi guru,,dan calon guru seperti saya untuk mengubah paradigma siswa yang menganggap matematika menyeramkan..

Butuh usaha,,keringat,,dan pengorbanan yang tidak mudah untuk meningkatkan minat siswa kepada matematika..

dan untuk itulah adanya guru-guru,,dosen-dosen yang membimbing saya dan teman-teman menjadi calon guru,,demi memperbaiki pola pikir siswa yang menganggap Matematika itu HOROR..

Mariii berjuang!!!!

Merdeka!!!