Rabu, 28 Juli 2010

BIODATA

CURRICULUM VITAE

Nama    :    Rusdin, S.Pd

NIP    : 19801201 200604 1 013

Tempat, tanggal lahir    :    Ambon, 01 Desember 1980

Jenis kelamin    :    Laki-laki

Alamat    :    Jl. Asrama Haji No.20

        RT. 024 RW. 09 Waiheru

        Ambon,

No. HP    :     +62813 43245121

Email    :    rusdin09@gmail.co.id


 

Pendidikan Formal

2000 - 2005    :    Universitas Haluoleo, Kendari.

        Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Matematika

1995 - 1998    :    SMU Negeri 7, Ambon. Jurusan IPA

1992 - 1995    :    SLTP Negeri 6, Ambon

1986 - 1992    :    SD Negeri 2 Hative Kecil, Ambon


 

Pendidikan dan Pelatihan

2010    :    Pelatihan Provincial Core Team (P4TK Matematika), Solo.

2009    :    Pelatihan Pembelajaran Matematika Berbasis ICT. Dinas Pendidikan Provinsi Maluku, Ambon.

2009    :    Pelatihan Pemanfaatan Server Jardiknas, Pusat teknologi dan Komunikasi Pendidikan, Jakarta.


 

Pengalaman Mengajar

2006 -Sekarang    :    Guru SMP Negeri 2 Ambon

2005 -2006    :    Guru SMK Muhammadiyah Ambon.


 

Pengalaman Pekerjaan

2010    :    TIM PCT MGMP Matematika bermutu

2010    :    Guru Pemandu MGMP Matematika bermutu

2010    :     Tim Instruktur Matematika Provinsi Maluku

2010    :    Kepala Lab. Komputer SMP Negeri 2 Ambon

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

  1. Pendahuluan


 

  1. Latar Belakang Masalah


 

Standar Nasional Pendidikan yang dituangkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 mencakup 8 (delapan) standar, yakni (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, serta (8) standar penilaian pendidikan. Peraturan Pemerintah tersebut juga memuat pembelajaran harus dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pembelajaran juga harus memberi keteladanan.
Uraian di atas menyiratkan bahwa paradigma pembelajaran yang selama ini dilakukan dapat divariasi. Pembelajaran diupayakan menerapkan inovasi. Inovasi terjadi pada tataran implementasi, yaitu menerapkan pembelajaran inovatif. Dengan perkataan lain inovasi sangat berkait dengan perubahan tingkah laku guru. Terdapat beberapa alasan, mengapa harus mengubah paradigma pembelajaran, yakni: (1) Jumlah informasi yang sedemikian banyak di satu sisi, sementara di sisi lain terbatasnya jumlah waktu yang tersedia, tidaklah mungkin bagi guru untuk memberikan semua informasi dalam bentuk jadi kepada peserta didik. Diperlukan suatu keterampilan tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk mengarahkan dirinya dalam rangka belajar sepanjang hayat. (2) Tidak semua aspek pengetahuan dapat diajarkan dengan cara yang sama apalagi hanya dengan satu cara. Diperlukan variasi cara dan strategi sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang diajarkan. (3) Orientasi pada penguasaan target materi telah berhasil dalam kompetensi mengingat jangka pendek, tapi gagal dalam membekali peserta didik memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. (4) Hasil penelitian yang dilakukan dalam 25 tahun terakhir tentang otak manusia menunjukkan bahwa drill hanya mengembangkan satu bagian otak manusia yang disebut dengan batang otak (otak manusia terdiri dari batang otak, sistem limbik dan neokorteks/otak berpikir). Batang otak atau sering disebut dengan otak reptil berfungsi sebagai motor sensorik, bertanggungjawab mengkoordinasikan aktivitas yang menyangkut kelangsungan hidup: melawan atau lari. Sementara neokorteks berfungsi untuk berpikir, bernalar, berperilaku baik, kemampuan berbahasa, dan kecerdasan yang lebih tinggi belum difungsikan secara maksimal. (5) Pembelajaran suatu bidang ilmu lebih baik dilakukan dengan cara sebagaimana ilmu itu ditemukan oleh para ahli. Hal ini mengisyaratkan adanya integrasi antara keterampilan kerja ilmiah dengan penguasaan konsep. (6) KBM seharusnya terfokus pada learning, berangkat dari masalah nyata, dan menumbuhkembangkan kemampuan menggunakan keterampilan proses. (7) Strategi lebih penting dari pada hanya sekedar hasil (baca produk saja).

Matematika dianggap sangat penting bagi kehidupan manusia. Matematika memiliki keterkaitan dan menjadi pendukung berbagai bidang ilmu serta berbagai aspek kehidupan manusia. Tetapi di sisi lain, matematika juga dianggap sebagai mata pelajaran yang cukup sulit bagi siswa, bahkan cukup menakutkan bagi beberapa siswa di SMK Muhammadiyah Ambon. Hal ini terlihat pada saat pembelajaran berlangsung hampir 60% diantara para siswa memiliki hasil belajar matematika operasi bilangan real masih rendah, data yang lain dapat dilihat dari hasil wawancara beberapa siswa.

Kondisi di kelas juga diperparah dengan pengelolaan guru dalam proses pembelajaran diantaranya masih kuatnya dominasi guru dalam proses pembelajaran, guru secara aktif menjelaskan materi, memberikan contoh dan latihan, sementara siswa bekerja secara prosedural dan memahami matematika tanpa penalaran, disamping itu guru dalam pembelajarannya masih indoktrinasi yaitu mendudukkan dirinya sebagai maha tahu, maha benar, dan dalam proses pembelajarannya guru belum mengembangkan kemampuan belajar siswa dalam berfikir kritis, logis dan kreatif.

Pada kurikulum 2004 tentang Ringkasan Kegiatan Belajar Mengajar disebutkan bahwa: belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Pada buku itu juga disebutkan pula prinsip-prinsip Kegiatan Belajar Mengajar diantaranya adalah Berpusat pada siswa, Belajar dengan Melakukan serta Mengembangkan Kemampuan Sosial. Dengan memperhatikan 3 prinsip Kegiatan Belajar Mengajar yang dikemukakan pada Kurikulum 2004 terlihat bahwa prinsip-prinsip tersebut mengacu pandangan Konstruktivis yaitu penciptaan kondisi yang memungkinkan siswa untuk mengkonstruksikan pengertian sendiri terhadap suatu konsep sehingga lebih menarik dan bermanfaat bagi siswa, bila dibandingkan dengan jika pengertian tersebut diperoleh secara langsung dari guru, sehingga pembelajaran sering disebut pembelajaran berpusat pada siswa. Salah satu bentuk pembelajaran yang berorientasi kepada pendekatan konstruktivis adalah model pembelajaran kooperatif.

Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran kooperatif tipe Team Assistead Individualization (TAI), Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.

  1. Rumusan Masalah


     

    Apakah penerapan Model pembelajaran kooperatif pada pelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X di SMK Muhammadiyah Ambon?

  2. Tujuan penelitian


     

    F
    Meningkatkan hasil belajar siswa


     

  3. Manfaat Penelitian


 

F
Meningkatkan prestasi belajar siswa

F Meningkatkan kemampuan guru mengajar di kelas

F Meningkatkan mutu dan kualitas sekolah


 


 

  1. Landasan Teori


     

    1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assistead Individualization ( TAI)


       

      Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Langkah-langkah pmbelajaran kooperatif tipe TAI sebagai berikut.

      1. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
      2. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.
      3. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras,budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.
      4. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
      5. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
      6. Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.

        Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai


         

    2. Pembelajaran Matematika

      Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika pemecahan masalah, merupakan fokus kegiatan (Diknas,2004:78). Sedangkan definisi pembelajaran adalah sebagai upaya untuk membelajarkan siswa (Degeng, 1997:7). Dengan pengertian di atas bahwa pembelajaran dapat diartikan sebagai, suatu kegiatan yang mermberikan fasilitas belajar yang baik sehingga terjadi proses belajar (Harmini,2005:3). Sehingga strategi pembelajaran merupakan kegiatan yang dipilih oleh guru dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan fasilitas belajar sehingga memperlancar tujuan belajar matematika (Hudoyo dalam Harmini, 2004:9).

      Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan kegiatan yang dipilih guru dalam suatu proses pembelajaran yang meliputi: (1) Kemana proses pembelajaran matematika? (2) Apa yang menjadi isi dari proses pembelajaran matematika? (3) Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran matematika? (4) Sejauh mana proses pembelajaran matematika tersebut berhasil?

      Keempat aspek tersebut membentuk terjadinya proses pembelajaran. Adanya interaksi siswa dengan guru dibangun atas dasar keempat unsur di atas. Pengetahuan tentang matematika mencakup pengetahuan konseptual dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan konseptual mengacu pada pemahaman konsep, sedangkan pengetahuan prosedural mengacu pada keterampilan melakukan sesuatu prosedur pengajaran.

      Dua hal penting yang merupakan, bagian dari tujuan pembelajaran matematika adalah pembentukan sifat dengan berpikir kritis dan kreatif (Karso, 2005:2-17) untuk mengembangkan dua hal tersebut haruslah dapat mengembangkan imajinasi anak dan rasa ingin tahu. Dua hal tersebut harus dikembangkan dan ditumbuhkan, siswa diberi kesempatan berpendapat, bertanya, sehingga proses pembelajaran matematika lebih bermakna.

      Dalam pembelajaran ini guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi, pendekatan, Model, dan teknik yang melibatkan keaktifan siswa, baik secara mental maupun fisiknya. Disamping itu optimalisasi interaksi dan optimalisasi seluruh indera siswa harus terlibat. Penekanan pembelajaran matematika tidak hanya pada melatih keterampilan dan hafal fakta, tetapi pada pemahaman konsep,

      Dengan demikian, guru pada merencanakan dan melaksanakan pembelajaran matematika dengan mengupayakan suasana kelas yang menantang, menyenangkan. Hal ini memungkinkan situasi lebih kreatif dan aktif.


 

  1. Penilaian Hasil Belajar Matematika

    Dalam kurikulum SMK edisi 2004 dan KTSP dijelaskan Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan. Proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru melalui sejumlah bukti untuk membuat keputusan tentang pencapaian hasil belajar/kompetensi siswa.

    Kerangka dasar penilaian hasil belajar (Kurikulum 2004/KTSP) adalah :

  • Competency Based Assessment (Penilaian Berbasis Kompetensi)
    • Criterion Reference (Acuan Patokan/Standar)
    • Individualized (Tidak Rata-rata)
    • Go or No Go (Kompeten/Belum Kompeten)
    • (Pengakuan hasil belajar awal (recognition of prior learning – RPL) dan Pengakuan Kompetensi yang telah Dikuasai (recognition of current competency – RCC).
    • Portfolio
    • Continuous (Berkelanjutan)
  • Accountable (QA/QC)
    • Internal Verification
    • External Verification

Pengertian Penilaian Berbasis Kompetensi (Competency-based Assessment)

  • Penilaian adalah penentuan nilai hasil pengukuran dibandingkan dengan acuan atau standar tertentu.
  • Pengukuran adalah proses kuantifikasi atau pengumpulan bukti-bukti suatu gejala atau obyek menurut aturan tertentu, dengan cara tes maupun nontes.
  • Penilaian hasil belajar berbasis kompetensi merupakan proses penentuan untuk memastikan peserta didik apakah sudah kompeten atau belum. Dilakukan dengan cara membandingkan bukti-bukti hasil belajar (learning evidence) yang diperoleh dengan kriteria kinerja (performance criteria) yang ditetapkan pada standar kompetensi. (Kurikulum 2004/KTSP)

Bukti hasil belajar dikumpulkan sebagai bagian dari langkah pengukuran baik melalui tes maupun cara lain (penugasan, wawancara, perekaman proses dan hasil kegiatan) yang dapat membuktikan seseorang telah kompeten, berasal dari berbagai sumber dan dalam bentuk yang bervariasi.

  • Bukti langsung; bukti-bukti yang dikumpulkan berdasarkan pengamatan penilai.
  • Bukti tidak langsung; bukti-bukti yang diperoleh dari pihak ketiga, seperti guru, pembimbing, orang tua, teman sekelas dll.
  • Bukti tambahan; bukti-bukti yang diperoleh selain dari kedua sumber di atas, seperti kertas kerja, laporan, produk benda kerja, rekaman video dsb. (Kurikulum 2004/KTSP)

Hasil belajar merupakan efek dari proses belajar yang terjadi. Karena itu hasil belajar akan tercapai dengan baik jika proses belajarnya juga baik. Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Dimyati (1999;3) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

Sementara itu Ahmadi (1984:35) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha, dalam hal ini usaha hasil belajar berupa perwujudan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat pada nilai setiap mengikuti tes.


 

  1. Kerangka Berfikir



     


     


     


     

  2. Hipotesis Tindakan


     

    Menggunakan Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas X SMK Muhammadiyah Ambon.


     


     

  1. Model Penelitian


     

    1. SMK Muhammadiyah Ambon


       

    1. Siswa kelas X SMK Muhammadiyah ambon tahun pelajaran 2010/2011


       

    2. Data yang akan diolah dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran berupa catatan observer yang dituliskan dalam instrument dan hasil penilaian pre tes dan post tes pada setiap siklus penelitian.


       


    3.  

      Data yang diperlukan untuk menjawab tujuan pertama dari penelitian ini, yaitu pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar matematika, dijaring menggunakan instrumen pengamatan. Sedangkan data untuk mengukur hasil belajar dijaring melalui dokumen hasil pre tes dan post tes.


 


 


  1.  

No.

Rencana Kegiatan

Juli

Agustus

September

Biaya

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

Studi Pustaka

            

1,0 Juta

2

Pengumpulan Data

            

0,5 Juta

3

Penggandaan proposal

            

1,0 juta

4

Analisis Data

            

1,0 juta

5

Penyusunan Laporan

            

1,0 juta

6

Seminar

             

7

Penyempurnaan Laporan

            

0,5 juta

8

Penyerahan Laporan

             

Jumlah

5 juta


 


 


  1.  

    Adapun personil dalam penelitian ini melibatkan teman sejawat guru SMK Muhammadiyah Ambon diantaranya :

    1. Ir. M. Sangadji

    2.  


  2.  

    Arikunto, Suharsimi. 1996. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara.

    Gaspersz, Vincent. 1997. Manajemen Kualitas Penerapan Konsep-Konsep Kualitas Dalam Manajemen Bisnis Total. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

    Robbins, Stephen P. Alih bahasa, Udaya Jusuf 1994. Teori Organisasi. Jakarta : Arcan.

    Sianipar. 1999. Perencanaan Peningkatan Kinerja. Republik Indonesia : Lemnbaga Administrasi Negara.

    Sudjana. 1991. Teori-teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga Penerbit : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

    Sugiyono. 1999. Model Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alpabeta.

    Arikunto, S dkk., 2006. Penelitian Tindakan Kelas , Bumi Aksara ,Jakarta.

    Engkoswara, 1984, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran, PT. Bina Aksara, Jakarta.

    Hamalik, O. 2005, Kurikulum dan Pembelajaran, Bina Aksara, Jakarta.

    Mutakin,Anwar dan Y. Yuhana, 2005, Pembelajaran Kooperatif

    Sabri, A. 2005, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Quantum Teaching, Jakarta.